TUGAS
SOFTSKILL
PERILAKU
KONSUMEN
NAMA KELOMPOK : FADLAN PRAMUDITO
(13213053)
FAJAR PRABOWO (13213158)
Pengertian Konsumen
Dalam dunia marketing konsumen adalah hal yang perlu
diperhatikan, jika suatu perusahaan atau pedagang tidak memiliki konsumen, maka
akan sia-sia barang yang diperdagangkan. Oleh karena itu agar dapat memahami
konsumen maka harus mengerti itu konsumen dan siapa konsumen itu. Berikut ini
adalah pengertian konsumen menurut beberapa ahli, yaitu:
Pengertian Konsumen menurut Philip Kotler (2000) dalam bukunya
Prinsiples Of Marketing adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli
atau memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadi
Definisi Sikap Konsumen
Sikap merupakan kecenderungan yang dipelajari, ini berarti bahwa
sikap yang berkaitan dengan perilaku membeli terbentuk sebagai hasil dari
pengalaman langsung mengenai produk, informasi secara lisan yang diperoleh dari
orang lain atau terpapar oleh iklan di media masa, internet dan berbagai bentuk
pemasaran langsung. Sikap mungkin dihasilkan dari perilaku tetapi sikap tidak
sama dengan perilaku. Sikap dapat mendorong konsumen kearah perilaku tertentu
atau menarik konsumen dari perilaku tertentu.
Menurut Gordon Allpor dalam Hartono Sastro wijoyo(2005), Sikap
adalah Mempelajari kecenderungan memberikan tanggapan pada suatu obyek baik
disenangi maupun tidak disenangi secara konsisten.
Karakteristik sikap antara lain :
1. Sikap memiliki
objek
Di dalam konteks pemasaran, sikap konsumen harus terkait dengan
objek, objek tersebut bisa terkait dengan berbagai konsep konsumsi dan
pemasaran seperti produk, merek, iklan, harga, kemasan, penggunaan, media dan
sebagainya.
1. Konsistensi
sikap
Sikap adalah gambaran perasaan dari seorang konsumen, dan
perasaan tersebut akan direfleksikan oleh perilakunya. Karena itu sikap
memiliki konsistensi dengan perilaku. Tetapi, walaupun mempunyai konsistensi,
sikap tidak selalu harus permanen artinya sikap dapat berubah.
1. Sikap bisa
positif, negatif, dan netral.
2. Intensitas
sikap
Sikap seorang konsumen terhadap suatu merek produk akan
bervariasi tingkatannya, ada yang sangat menyukainya atau bahkan ada yang
begitu sangat tidak menukainya. Ketika konsumen menyatakan derajat tingkat
kesukaan terhadap suatu produk, maka ia mengungkapkan intensitas sikapnya.
1.
Resistensi sikap
Adalah seberapa besar sikap seorang konsumen bisa berubah.
1. Persistensi
sikap
Persistensi adalah karakteristik sikap yang menggambarkan bahwa
sikap akan berubah karena berlalunya waktu
1. Keyakinan sikap
Keyakinan adalah kepercayaan konsumen mengenai kebenaran sikap
yang dimilikinya
1.
Sikap dan situasi
Situasi akan mempengaruhi sikap konsumen terhadap suatu objek.
Situasi tertentu dapat menyebabkan para konsumen berperilaku dengan cara yang
kelihatannya tidak konsisten dengan sikap mereka.
Fungsi-fungsi
Sikap
Daniel Kazt mengklasifikasikan empat fungsi sikap yaitu :
1. Fungsi
Utilitarian
Merupakan fungsi yang berhubungan dengan prinsip-prinsip dasar
imbalan dan hukuman. Disini konsumen mengembangkan beberapa sikap terhadap
produk atas dasar apakah suatu produk memberikan kepuasan atau kekecewaan. Jika
seseorang menyukai suatu produk apakah dia akan mengembangkan sebuah sikap
positif terhadap produk tersebut.
2.
Fungsi Ekspresi Nilai
Konsumen mengembangkan sikap terhadap suatu produk bukan
didasarkan atas manfaat produk itu, tetapi lebih didasarkan atas kemampuan
merek produk itu mengekspresikan nilai-nilai yang ada pada dirinya.
3. Fungsi
Mempertahankan Ego
Sikap yang dikembangkan oleh konsumen cenderung untuk
melindunginya dari tantangan eksternal maupun perasaan internal, sehingga
membentuk fungsi mempertahankan ego.
4. Fungsi
Pengetahuan
Melalui sikap yang ditunjukkan akan dapat diketahui bahwa
dirinya memiliki pengetahuan yang cukup, yang banyak atau tidak tahu sama
sekali mengenai objek sikap. Fungsi pengetahuan dapat membantu konsumen
mengurangi ketidakpastian dan kebingungan dalam memilah-milah informasi yang
relevan dan tidak relevan dengan kebutuhannya.
Model Struktural Sikap
Yang sangat penting dalam memahami peran sikap dalam perilaku
konsumen adalah pengertian mengenai struktur dan komposisi sikap. Terdapat
empat kategori besar model sikap, yaitu:
1) Model
Sikap Tiga Komponen
Sikap ini terdiri dari tiga komponen utama, yaitu:
a) Komponen kognitif
Komponen ini terdiri dari kepercayaan konsumen dan pengetahuan
tentang obyek. Kepercayaan atribut tentang suatu produk biasanya dievaluasi
secara alami. Semakin positif kepercayaan terhadap suatu merek dan semakin
positif setiap kepercayaan, maka akan semakin mendukung keseluruhan sikap
tersebut.
b) Komponen afektif
Merupakan emosi atau perasaan konsumen mengenai produk atau merk
tertentu. Emosi dan perasaan ini sering dianggap oleh para peneliti konsumen
sangat evaluative sifatnya, yaitu mencakup penilaian seseorang terhadap obyek
sikap secara langsung dan menyeluruh.
Perasaan dan reaksi emosional kepada suatu obyek, itulah komopnen afeksi sikap. Misalnya, konsumen mengatakan ”saya menyukai produk A”. Itu merupakan hasil emosi atau evaluasi afektif terhadap suatu produk. Evaluasi ini terbentuk tanpa informasi kognitif atau kepercayaan tentang produk tersebut. Atau merupakan hasil evaluasi atau penampilan produk pada setiap atributnya.
Perasaan dan reaksi emosional kepada suatu obyek, itulah komopnen afeksi sikap. Misalnya, konsumen mengatakan ”saya menyukai produk A”. Itu merupakan hasil emosi atau evaluasi afektif terhadap suatu produk. Evaluasi ini terbentuk tanpa informasi kognitif atau kepercayaan tentang produk tersebut. Atau merupakan hasil evaluasi atau penampilan produk pada setiap atributnya.
c) Komponen perilaku
Komponen ini adalah respon dari seseorang terhadap obyek atau
aktivitas. Seperti keputusan untuk membeli atau tidaknya suatu produk akan
memperlihatkan komponen behavioral.
|
Kepercayaan merek, evaluasi merek dan maksud untuk membeli
merupakan tiga komponen sikap. Kepercayaan merek adalah komponen kognitif dari
sikap, evaluasi merek adalah komponen afektif atau perasaan, dan maksud untuk
membeli adalah komponen konatif atau tindakan. Hubungan antara ketiga komponen
ini dijelaskan pada gambar dibawah ini.
2) Model
Sikap Multi Atribut
Salah satu model sikap yang terkenal adalah
model sikap multiatribut Fishbein. Model sikap Fishbein ini berfokus pada
prediksi sikap yang dibentuk seseorang terhadap obyek tertentu. Model ini
mengidentifikasi tiga faktor utama untuk memprediksi sikap. Faktor petama, keyakinan seseorang terhadap atribut yang
menonjol dari obyek. Faktor kedua,
adalah kekuatan keyakinan seseorang bahwa atribut memiliki atribut khas,
biasanya diketahui dalam bentuk pertanyaan, misalnya, seberapa setuju bahwa
obyek X memiliki atribut Y. Faktor ketiga adalah evaluasi dari masing-masing
keyakinan akan atribut yang menonjol, dimana diukur seberapa baik atau tidak
baik keyakinan mereka terhadap atribut-atribut itu.
Model ini digunakan dengan maksud agar diperoleh konsistensi
antara sikap dan perilakunya, sehingga mode Fishbein ini memiliki dua komponen,
yaitu kompenen sikap dan komponen norma subyektif yang penjelasannya disajikan
berikut ini :
a) Komponen sikap
Kompenen ini bersifat internal individu, ia berkaitan langsung dengan
obyek penelitian dan atribut-atribut langsungnya yang memiliki peranan penting
dalam pengukuran perilaku, karena akan menentukan tindakan apa yang akan
dilakukan, dengan tidak dipengaruhi oleh faktor eksternal.
b) Komponen norma subyektif
Komponen ini bersifat eksternal individu yang mempunyai pengaruh
terhadap perilaku individu. Komponen ini dapat dihitung dengan cara mengkalikan
antara nilai kepercayaan normatif individu terhadap atribut dengan motivasi
bersetuju terhadap atribut tersebut. Kepercayaan normatif mempunyai arti
sebagai suatu kuatnya keyakinan normatif seseorang terhadap atribut yang
ditawarkan dalam mempengaruhi perilakunya terhadap obyek. Sedangkan motivasi
bersetuju merupakan motivasi seseorang untuk bersetuju
dengan atribut yang ditawarkan sebagai faktor yang berpengaruh
terhadap perilakunya.
Tingkat Keterlibatan Konsumen
Tingkat komitmen pada sebuah sikap berhubungan dengan
keterlibatan konsumen terhadap objek sikap. Konsumen lebih suka
mempertimbangkan merek yang menyebabkan sikap positif yang kuat.
Tingkat-tingkat keterlibatan konsumen :
1. Compliance, tingkat terendah keterlibatan
Pada tingkatan ini, sikap dibentuk konsumen atas dasar
keinginanny auntuk mendapatkan imbalan atau menghindari hukuman dari pihak
lain. Sikap yang ada tidak dalam dan hanya bersifat permukaan saja, sehingga
ketika pihak lain yang mendorongnya bersikap seperti itu tidak ada, maka
sikapnya akan kembali seperti sikap yang sebenarnya. Contoh seorang anak akan
memilih permen seperti anjuran orang tuanya ketika berbelanja dengan orang
tuanya, tetapi ketika dengan teman-temannya ia kembali akan membeli permen
karet kesukaannya.
2. Identifikasi
Pada tingkatan ini, sikap dibentuk oleh konsumen atas dasar
keinginannya agar dapat menyesuaikan dengan orang lain atau kelompok. Pada
tingkatan ini sikap relatif cukup sulit untuk diubah. Contoh seorang remaja
membeli celana jeans merk Levi’s atas dasar keinginannya untuk mencontoh atau
meniru teman-temannya yang juga mengenakan celana jeans merek tersebut. Dia
berharap dengan memakai celana jeans merek tersebut akan diterima oleh
teman-temannya.
3. Internalisasi , tingkat tertinggi keterlibatan
Keterlibatan tinggi karena sikap yang dibentuk telah
diinternalisasi dan dianggap sebagai bagian dari sistem nilai pribadinya.
Contoh seorang konsumen memiliki sikap positif terhadap makanan sereal , yang
didasarkan pada keyakinannya bahwa makanan yang sehat adalah yang mengandung
serat dan dia yakin bahwa sereal termasuk makanan yang banyak mengandung serat.
Sikap ini sulit diubah karena sudah masuk menjadi bagian dari sistem nilai dan
keyakinan individu.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap
Faktor-faktor yang berperan penting dalam pembentukan sikap,
yaitu :
1. Pengaruh Keluarga
Keluarga memiliki peran penting dalam pembentukan sikap maupun
perilaku. Keluarga merupakan lingkungan yang paling dekat karena konsumen
melakukan interaksi lebih intensif dibandingkan dengan lingkungan lain.
Beberapa penelitian mengungkapkan sikap konsumen terhadap produk tertentu
memiliki hubungan yang kuat dengan sikap orang tuanya terhadap produk tersebut.
2. Pengalaman langsung
Pengalaman individu mengenai obyek sikap dari waktu ke waktu
akan membentuk sikap tertentu pada individu.
3. Kelompok teman sebaya (Peer Group Influences)
Teman sebaya punya peran yang cukup besar terutama bagi remaja
dalam pembentukan sikap. Adanya kecenderungan untuk mendapatkan penerimaan dari
teman-teman sebayanya, mendorong para remaja mudah dipengaruhi oleh kelompoknya
dibandingkan sumber-sumber lainnya.
4. Pemasaran langsung
Mulai banyaknya perusahaan yang menggunakan pemasaran langsung
atas produk yang ditawarkan secara tidak langsung berpengaruh dalam pembentukan
sikap konsumen.
5. Kepribadian
Kepribadian individu memainkan peranan penting dalam pembentukan
sikap.
6. Tayangan Media Massa
Media massa ini sangat penting dalam pembentukan sikap, maka
pemasar perlu mengetahui media apa yang biasanya dikonsumsi oleh pasar
sasarannya dan melalui media tersebut dengan rancangan pesan yang tepat, sikap
positif dapat dibentuk.
Memprediksi Perilaku Dengan
Sikap
Terdapat enam faktor yang mempengaruhi kemampuan sikap dalam
memprediksi perilaku, antara lain:
1. Tingkat
Keterlibatan Konsumen
Jika tingkat keterlibatan konsumen terhadap suatu obyek sikap
tinggi (misalnya produk), maka perilakunya cenderung akan sesuai dengan
sikapnya yang cenderung kuat.
2. Pengukuran
sikap
Jika pengukuran sikap valid dan reliabel dan mempunyai tingkat
abstraksi yang sama dengan pengukuran perilaku serta dalam waktu yang relatif
dekat atau bersamaan waktunya, maka sikap dapat digunakan untuk memprediksi
perilaku.
3. Pengaruh orang
lain
Orang lain yang mempunyai pengaruh kuat dalam kondisi tertentu
dapat mempengaruhi sebuah sikap yang negatif menghasilkan perilaku yang
positif. Contoh seorang anak tidak suka pada produk pakaian merek A, namun
karena orang tua atau kakaknya mempengaruhinya untuk memlih dan membeli merek
B, maka meskipun sikapnya positif terhadap merek A, namun perilakunya tidak
positif.
4. Faktor
situasional
Kondisi yang mendesak dan situasi yang tidak mendukung (dalam
kondisi berduka /sakit maupun gembira) seringkali menyebabkan sikap tidak dapat
digunakan untuk memprediksi perilaku.
5. Pengaruh merek
lain
Merek lain yang lebih unggul dalam memberikan manfaat yang
diharapkan seringkali mempengaruhi hubungan sikap dengan perilaku.
Konsumen bisa memilih merek lain karena setelah dipilih dan dirasakan ternyata
sesuai dengan yang diharapkan konsumen.
6. Kekuatan sikap
Sikap dapat digunakan untuk memprediksi perilaku, ketika sikap
tersebut sangat kuat ada pada konsumen.
Perubahan sikap dapat dilakukan melalui 5 (lima) strategi
berikut :
1. Mempengaruhi
persepsi konsumen yang berkaitan dengan fungsi sikap yaitu fungsi manfaat,
fungsi citra diri, fungsi nilai-nilai, fungsi pengetahuan. Agar terbentuk sikap
positif pada konsumen, maka dalam mempromosikan produk sebaiknya pemasar
memperhatikan aspek fungsi sikap
.
2. Menghubungkan
produk dengan kelompok atau acara yang dikagumi
Sikap dihubungkan dengan sebagian atau berbagai golongan,
peristiwa sosial, atau kegiatan amal tertentu.
3. Memecahkan
masalah dua sikap yang bertentangan
Para konsumen dapat diyakinkan bahwa sikap mereka yang negatif
terhadap produk atau merek tertentu sebetulnya tidak bertentangan dengan dengan
sikap yang lain, mereka dapat dibujuk untuk merubah penilaian mereka terhadap
merek tersebut ( beralih dari sikap negatif ke sikap positif ).
4. Mengubah
komponen multi atribut
Untuk mengubah sikap konsumen pemasar menambah atribut pada
produknya dengan melengkapi manfaat atau hal lain yang dapat meningkatkan
keunggulan produknya.
5. Mengubah
keyakinan konsumen terhadap merek pesaing
Pemasar untuk mengubah sikap konsumennya dapat membandingkan
produknya dibandingkan produk lain, dengan harapan agar konsumen berubah
keyakinannya/ kepercayaannya terhadap merek pesaing.
Sumber :